News Teknologi

OpenAI larang pengembang di Tiongkok

×

OpenAI larang pengembang di Tiongkok

Sebarkan artikel ini



Keputusan OpenAI untuk memblokir akses bagi pengembang yang berbasis di Tiongkok akan membentuk kembali lanskap AI di wilayah tersebut.

Keputusan OpenAI untuk memblokir akses bagi pengembang yang berbasis di Tiongkok akan membentuk kembali lanskap AI di wilayah tersebut. Orang dalam industri dan analis percaya bahwa langkah ini tidak akan menghambat melainkan mempercepat pertumbuhan sektor AI Tiongkok.

Zhou Hongyi, CEO Qihoo 360, mengantisipasi bahwa larangan tersebut akan mendorong pengguna Tiongkok untuk beralih ke model AI lokal. Dilansir dari Gizmochina (28/6), Qihoo 360 telah mengembangkan model bahasa besar (LLM).

Meskipun layanan OpenAI secara resmi tidak tersedia di Tiongkok, pengembang telah menggunakan VPN dan API untuk melewati batasan. Namun, larangan baru ini memicu respons cepat dari perusahaan teknologi Tiongkok yang ingin memanfaatkan peluang ini.

Sebagai reaksi terhadap larangan OpenAI, beberapa perusahaan Tiongkok menawarkan insentif untuk menarik pengembang. Zhipu AI yang berbasis di Beijing, misalnya, telah meluncurkan “rencana pemindahan rumah khusus” untuk memfasilitasi transisi ke platformnya. Perusahaan besar seperti Alibaba, Baidu, Baichuan, dan 01.ai juga memberikan berbagai fasilitas, termasuk diskon, gratis, dan dukungan teknis.

Baidu menawarkan penyempurnaan model AI gratis dan 50 juta token gratis, sementara SenseTime Group Inc. menyediakan 50 juta token gratis dan Zhipu AI memberikan 150 juta token bersama dengan sesi pelatihan.

Larangan ini dapat berdampak signifikan terhadap pasar, menyebabkan keluarnya startup-startup kecil yang muncul selama “pertempuran seratus model.” Ada kekhawatiran apakah model sumber terbuka lainnya, seperti Llama Meta, juga akan memutus akses ke pengembang Tiongkok.

Langkah OpenAI kemungkinan akan menguntungkan LLM lokal dengan mengurangi persaingan, namun pengembang Tiongkok mungkin menghadapi tantangan dalam mengakses algoritma global yang canggih. Hal ini selaras dengan upaya pemerintah AS untuk membatasi akses Tiongkok terhadap teknologi AI dan semikonduktor canggih, sehingga berdampak pada persaingan teknologi AS-Tiongkok yang lebih luas.

Dalam jangka panjang, kurangnya akses terhadap alat-alat global dapat memperlambat kemajuan AI Tiongkok. Ketua Alibaba Joe Tsai memperkirakan dibutuhkan waktu dua tahun agar model AI Tiongkok bisa menyamai model AI di AS. Situasi ini mungkin juga mempercepat migrasi startup teknologi Tiongkok ke luar negeri untuk mencari pasar yang lebih stabil.

Namun, Microsoft mempertahankan akses ke model OpenAI untuk pelanggan Hong Kong yang memenuhi syarat melalui platform cloud Azure, tanpa perubahan pada penawaran layanan Azure OpenAI di Hong Kong. Hal ini terus memberikan alat yang dibutuhkan oleh beberapa pengembang di wilayah tersebut.

Secara keseluruhan, pelarangan OpenAI bukanlah suatu kemunduran tetapi merupakan katalis bagi pertumbuhan dan transformasi di sektor AI Tiongkok. Dengan lebih dari 200 LLM yang dikembangkan dalam negeri, termasuk 117 yang disetujui untuk dirilis ke publik, Tiongkok siap untuk memperkuat posisinya dalam industri AI global.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *