Thrive AI Health bertujuan menciptakan “pelatih kesehatan AI” yang memberikan saran personal mengenai tidur, makanan, kebugaran, manajemen stres, dan hubungan sosial.
Pendiri Huffington Post, Arianna Huffington, bersama CEO OpenAI, Sam Altman, meluncurkan venture baru, Thrive AI Health, yang berfokus pada pengembangan teknologi asisten AI untuk mempromosikan gaya hidup sehat.
Dilansir dari Tech Crunch (9/7), Thrive AI Health, yang didukung oleh perusahaan kesehatan mental milik Huffington, Thrive Global, serta OpenAI Startup Fund, bertujuan menciptakan “pelatih kesehatan AI” yang memberikan saran personal mengenai tidur, makanan, kebugaran, manajemen stres, dan hubungan sosial. DeCarlos Love, mantan pemimpin pengalaman kebugaran dan kesehatan di Fitbit, telah ditunjuk sebagai CEO.
Venture ini juga mendapat dukungan dari Alice L. Walton Foundation dan bekerja sama dengan Alice L. Walton School of Medicine sebagai mitra kesehatan awalnya. Investasi modal yang terlibat dalam Thrive AI Health masih belum diumumkan.
Dalam op-ed di majalah Time, Huffington dan Altman mengungkapkan bahwa tujuan akhir Thrive AI Health adalah melatih pelatih kesehatan AI berdasarkan penelitian ilmiah dan data medis. AI ini akan memanfaatkan platform data kesehatan dan kolaborasi dengan institusi seperti Stanford Medicine. Asisten virtual ini akan tersedia dalam bentuk aplikasi smartphone dan produk enterprise Thrive, yang belajar dari perilaku pengguna dan memberikan saran kesehatan secara real-time.
“Kebanyakan rekomendasi kesehatan saat ini masih bersifat umum,” tulis Huffington dan Altman. “Pelatih kesehatan AI akan memungkinkan rekomendasi yang sangat tepat yang disesuaikan dengan setiap individu, seperti mengganti soda sore dengan air lemon, berjalan kaki selama 10 menit dengan anak, atau memulai rutinitas tidur lebih awal.”
Thrive AI Health merupakan bagian dari tren industri teknologi yang berusaha menciptakan aplikasi kesehatan dengan personalisasi berbasis AI. Namun, banyak proyek serupa sebelumnya menghadapi tantangan bisnis, teknis, dan regulasi yang besar. IBM Watson Health dan Babylon Health, misalnya, menghadapi masalah efisiensi dan kredibilitas teknologi mereka.
Thrive AI Health berupaya mengatasi tantangan ini dengan pendekatan yang lebih hati-hati dan bijaksana, serta fokus pada demokratisasi pelatihan kesehatan dan mengatasi ketidaksetaraan kesehatan. Perusahaan telah menunjuk Gbenga Ogedegbe, direktur Institute for Excellence in Health Equity NYU Langone, sebagai penasihat. Thrive AI Health juga berkomitmen untuk menggunakan data penelitian yang telah ditinjau oleh rekan sejawat dan memberikan kendali penuh kepada pengguna atas informasi yang digunakan oleh produk mereka.
Namun, menjaga keseimbangan antara mendemokratisasi teknologi dan melindungi privasi pasien tetap menjadi tantangan besar. Kasus pelanggaran data seperti yang melibatkan DeepMind Google dan skandal UnitedHealth menunjukkan risiko yang ada dalam pengelolaan data kesehatan sensitif oleh pihak ketiga.
Thrive AI Health berupaya menghindari kesalahan masa lalu dan membuktikan bahwa pendekatan mereka dapat berhasil dalam menghadirkan teknologi kesehatan AI yang aman dan efektif. Venture ini akan diawasi ketat oleh para skeptis dan komunitas kesehatan.