Beberapa peneliti di Universitas Kaunas, Lithuania telah mengembangkan sel surya dalam ruangan dengan efisiensi pengisian daya sebesar 37%.
Beberapa peneliti di Universitas Kaunas, Lithuania telah mengembangkan sel surya dalam ruangan dengan efisiensi pengisian daya sebesar 37%. Sebelumnya, mengubah cahaya buatan menjadi energi merupakan tantangan tersendiri jika dibandingkan dengan konversi energi surya.
Dilansir dari Gizmochina (31/7), kelompok penelitian yang berbasis di Lithuania tersebut telah mengembangkan jenis baru sel surya perovskit dengan efisiensi tinggi dan kemampuan untuk memanfaatkan daya dari cahaya buatan.
Sel fotovoltaik saat ini hampir tidak berfungsi di dalam ruangan yang memiliki cahaya buatan dengan spektrum yang lebih kecil dan energi yang lebih sedikit. Ada banyak perangkat kecil seperti sensor pintar, jam digital, dan perangkat hemat energi serupa yang berfungsi di malam hari saat energi matahari tidak tersedia. Oleh karena itu, sel surya dalam ruangan yang baru menyediakan banyak kemungkinan. Sel-sel tersebut dapat menyediakan daya untuk perangkat ini berdasarkan cahaya buatan minimal yang hampir selalu tersedia di malam hari.
Sel surya baru tersebut dikembangkan agar efisien dan mampu menangani energi dari spektrum cahaya yang terbatas. Materialnya terbuat dari semikonduktor organik yang dikombinasikan dengan perovskit sehingga menghasilkan tingkat konversi energi yang baik.
Sumber cahaya yang digunakan dalam percobaan yang dilakukan oleh tim peneliti adalah LED putih hangat dengan suhu 3.000 Kelvin, yang sesuai dengan suhu ruangan pada umumnya untuk ruang keluarga. Spektrumnya mirip dengan cahaya alami tetapi tidak mengandung radiasi inframerah.
Selain lapisan khusus perovskit, sel ini memanfaatkan molekul tiazol untuk menghantarkan muatan positif. Percobaan ekstensif ini menghasilkan efisiensi sebesar 37% dengan menggunakan cahaya dari LED standar. Efisiensi teknologi sel surya baru ini hanya 19% saat menggunakan energi surya.