Dengan semakin majunya teknologi artificial intelligence, kini analisis konsultan keuangan bisa memanfaatkan teknologi yang satu ini.
Perusahan jasa keuangan Moody’s baru-baru ini merilis sebuah studi yang mengungkap bagaimana AI dapat mengubah analisis keuangan. Kabar ini tentu saja menjadi kabar baik dan sekaligus kabar buruk bagi para analis keuangan.
Para analis keuangan yang memanfaatkan potensi AI untuk memprediksi celah keuntungan diprediksi akan lebih menyala di masa depan. Sedangkan para analis yang masih nyaman dengan proyeksi konvensional dinilai akan lebih sulit untuk bersaing.
Seperti diberitakan AI Magazine, Moody’s menekankan bahwa AI akan meningkatkan akurasi prakiraan, meningkatkan kualitas manajemen resiko, dan mengoptimalkan portofolio investasi. Dengan mengotomatiskan tugas-tugas rutin dan menganalisis kumpulan data yang besar, AI memungkinkan analis untuk fokus pada aktivitas yang lebih kompleks dan bernilai tambah.
Pengenalan alat-alat seperti Moody’s Research Assistant, yang memanfaatkan retrieval-augmented generation (RAG), mencontohkan bagaimana AI dapat memberikan wawasan yang tepat waktu dan akurat dengan menarik dari sumber data terstruktur dan tidak terstruktur.
“Strategi AI yang efektif akan memprioritaskan aplikasi dengan rekam jejak yang terbukti. Ketika manajer aset menggunakan AI untuk membuat prediksi, mereka menghadapi tantangan model yang menjadi kurang andal saat mereka mendekati pengambilan keputusan investasi karena pola yang diamati di pasar keuangan berubah dengan cepat,” ujar John Smith, Chief Investment Officer di Global Asset Management.
Perlu diakui bahwa penggunaan AI di sektor finansial masih menghadapi banyak tantangan, terutama dari bahan bakar AI itu sendiri, yaitu ketersediaan data yang layak. Tantangan lain adalah bagaimana AI dapat mengolah data dalam skala besar menjadi output yang dapat menjawab kebutuhan analis.
Michael Brown, seorang data scientist di Quant Solution berkomentar, “Data alternatif sering kali tidak memiliki struktur, sehingga sulit untuk dianalisis menggunakan metode konvensional.” Namun tantangan tersebut diprediksi akan dapat diatasi segera. “Kemajuan dalam algoritma AI, ditambah dengan biaya komputasi dan penyimpanan data yang lebih rendah, kini memungkinkan konversi data alternatif menjadi sinyal yang dapat ditafsirkan oleh investor,” ujar Brown.
Laporan Moody’s menggambarkan bahwa AI tidak hanya mengubah wajah analisis keuangan; tetapi juga mendefinisikan ulang seluruh lanskap investasi. Dengan memanfaatkan kemampuan AI, lembaga dapat membuka tingkat efisiensi dan wawasan baru, memposisikan diri mereka untuk sukses dalam lingkungan yang semakin kompetitif.
Pengamatan redaksi tek, perubahan lanskap bisnis konsultan keuangan saat ini sudah mulai terdisrupsi dengan kehadiran revolusi teknologi. Perusahaan raksasa Ernest and Young (EY) misalnya, dilaporkan telah memutus kontrak 100 karyawan dan 30 mitra mereka pada semester pertama 2024.
Selain pemutusan hubungan kerja ini, kantor hukum EY di Hong Kong akan tutup untuk terakhir kalinya pada 23 Januari 2024, menandai penutupan kedua yang dialami perusahaan dalam layanan hukumnya. EY Riverview Law yang berkantor pusat di Manchester yang diakuisisi oleh perusahaan tersebut pada tahun 2018 mengumumkan penutupannya awal bulan ini.
Kabar ini selayaknya bisa menjadi signal yang harus diantisipasi para konsultan lokal di Indonesia. Sobat tek yang bergerak di bidang finance perlu segera beradaptasi dengan situasi baru ini, jika tidak ingin tersingkir.