News Teknologi

Konflik paten Huawei vs MediaTek: Dampak pada pasar ponsel

×

Konflik paten Huawei vs MediaTek: Dampak pada pasar ponsel

Sebarkan artikel ini



Huawei dan MediaTek, dua raksasa teknologi asal Asia, akan segera berhadapan di pengadilan terkait sengketa paten yang memanas.

Huawei dan MediaTek, dua raksasa teknologi asal Asia, akan segera berhadapan di pengadilan terkait sengketa paten yang memanas. Pertarungan hukum ini diperkirakan akan dimulai pada 25 Oktober 2024, setelah berakhirnya periode liburan Golden Week di Tiongkok.

Dilansir dari Gizmochina (4/10), sengketa ini berpusat pada teknologi jaringan seluler, termasuk 4G, 5G, dan LTE. Huawei, yang memiliki portofolio paten yang signifikan dalam teknologi komunikasi nirkabel, menuduh MediaTek melanggar paten-paten tersebut. Huawei mengajukan gugatan di pengadilan Tiongkok, sementara MediaTek membalas dengan gugatan di Pengadilan Tinggi Inggris.

Inti dari perselisihan ini adalah kesepakatan lisensi paten yang gagal. Huawei ingin mengubah model lisensi paten dari tingkat perangkat ke tingkat komponen. Ini berarti bahwa pemasok komponen seperti MediaTek harus membayar biaya lisensi, bukan produsen perangkat seperti Oppo, Xiaomi, dan Samsung. MediaTek menolak kesepakatan ini karena merasa biaya lisensi yang ditetapkan Huawei terlalu tinggi.

Jika Huawei berhasil dalam strategi ini, lanskap lisensi paten di industri teknologi bisa berubah secara signifikan. Produsen perangkat mungkin akan melihat penurunan biaya lisensi, yang pada gilirannya dapat menurunkan harga perangkat bagi konsumen.

Kedua perusahaan tersebut sedang mempersiapkan diri untuk pertarungan hukum yang panjang dan kompleks. Meskipun hasilnya belum bisa diprediksi, perkembangan ini akan diawasi dengan ketat oleh industri teknologi global. Jika Huawei berhasil dalam strategi ini, maka lanskap lisensi paten di industri teknologi dapat berubah.

Produsen ponsel pintar seperti Apple, Samsung, Xiaomi, Oppo, dan Vivo dapat melihat pengurangan biaya lisensi karena beban keuangan akan beralih ke pemasok chip seperti MediaTek dan Qualcomm. Secara teori, hal ini juga dapat memungkinkan produsen perangkat untuk menurunkan harga perangkat mereka.

Jelas bahwa kedua perusahaan tengah mempersiapkan diri untuk pertarungan hukum yang berpotensi panjang dan rumit.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *