Dalam sebuah pengumuman terbaru, NASA mengungkapkan perjuangan dua robot penjelajah Mars milik mereka, Perseverance dan Curiosity.
Dua penjelajah robotik NASA, Perseverance dan Curiosity, saat ini berjuang keras menghadapi medan kasar dan licin di permukaan Mars. Kendala ini memperlambat misi eksplorasi mereka di Planet Merah, dengan fokus utama untuk mengungkap sejarah air dan potensi kehidupan kuno.
Selama beberapa bulan terakhir, Perseverance menghadapi medan curam dan licin di tepi barat Kawah Jezero, wilayah yang pernah menjadi danau besar miliaran tahun lalu. Penjelajah ini sedang menjalankan kampanye ilmiah kelima untuk mengumpulkan sampel dan data penting.
Dilansir dari laman Gizmodo (15/11), pada akun X resminya, Perseverance menyatakan, “Perjalanan ke tepi Kawah Jezero menantang, namun sistem navigasi otonom membantu menghindari bahaya besar.”
Sementara itu, Curiosity, yang telah berada di Mars lebih lama, menghadapi tantangan berat dalam perjalanan menuju Gunung Sharp. Roda penjelajah ini sering tersangkut di jalur berbatu Gediz Vallis, sebuah saluran yang diduga pernah mengandung air. Situasi ini memaksa tim NASA untuk menghentikan perjalanan sementara dan mencari jalur alternatif.
Menghadapi tantangan medan di Mars, tim di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA mengadopsi strategi baru. Perseverance, misalnya, diarahkan untuk mendaki lereng dengan mundur guna meningkatkan traksi. Langkah ini membantu penjelajah bergerak lebih stabil di medan licin, mengurangi risiko tergelincir.
Saat mencari jalur aman keluar dari Gediz Vallis, tim misi Curiosity memanfaatkan waktu untuk melakukan pengamatan geologi. Ini termasuk analisis lapisan batuan dan formasi lainnya guna memahami sejarah saluran air di Mars. Penemuan semacam ini berpotensi memperkuat bukti adanya air di masa lampau.
“Penjelajah Mars telah melalui medan curam dan licin sebelumnya, namun ini pertama kalinya mereka harus menghadapi keduanya dalam skala besar,” ungkap Camden Miller, perencana rute penjelajah di JPL NASA.
Tantangan ini menjadi pengingat bahwa eksplorasi Mars adalah misi penuh risiko yang membutuhkan ketangguhan tinggi.
Navigasi dan pergerakan di permukaan Mars memanfaatkan teknologi canggih, termasuk sistem navigasi otonom dan kontrol jarak jauh. Inovasi ini memungkinkan Perseverance dan Curiosity menghindari rintangan dan mengurangi risiko kerusakan serius pada komponen vital mereka.
Bukti yang dikumpulkan oleh Perseverance di Kawah Jezero memberikan wawasan tentang potensi keberadaan kehidupan kuno di Mars. Sementara itu, Curiosity terus meneliti lapisan batuan di Gediz Vallis, mencari petunjuk tentang keberadaan air di masa lalu. Data ini sangat penting untuk memahami evolusi Mars.
Kendati menghadapi banyak tantangan, Perseverance dan Curiosity tetap menunjukkan ketangguhan mereka. Setiap temuan yang dihasilkan membuka jendela baru untuk memahami sejarah geologi Mars serta potensi lingkungan layak huni di masa lampau.
Eksplorasi Perseverance dan Curiosity menegaskan pentingnya misi ini dalam mengungkap rahasia Planet Merah. Pengetahuan yang diperoleh akan membantu misi masa depan dan memperkuat upaya manusia untuk mengeksplorasi Mars secara lebih mendalam, termasuk misi berawak di masa depan.