Dua kabel komunikasi laut di Laut Baltik terputus, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan sabotase.
Dua kabel komunikasi laut di Laut Baltik terputus, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan sabotase. Salah satu kabel tersebut menghubungkan Finlandia dan Jerman, sementara kabel lainnya menghubungkan Lituania dan Swedia. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran besar karena kabel-kabel tersebut memainkan peran penting dalam menghubungkan data antara negara-negara tersebut dan menyediakan infrastruktur komunikasi yang krusial.
Dilansir dari Engadget (19/11), kabel pertama mengalami kerusakan fisik pada pagi hari Senin, sementara penyebab kerusakan pada kabel kedua masih belum diketahui, meskipun dugaan sabotase juga diperkirakan. Insiden ini mengingatkan pada kejadian serupa di masa lalu, termasuk eksplosi pada pipa gas Nord Stream di Laut Baltik pada tahun 2022. Pemerintah Finlandia dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan kekhawatiran mereka terhadap kerusakan kabel dan menekankan pentingnya menjaga infrastruktur kritikal mereka.
Cinia, perusahaan telekomunikasi Finlandia yang mengelola kabel kedua, sedang bekerja sama dengan otoritas untuk menyelidiki insiden tersebut. Mereka menyebutkan bahwa kerusakan kabel ini dapat memakan waktu antara 5 hingga 15 hari untuk diperbaiki. Meskipun demikian, hasil penyelidikan ini masih belum menentukan apakah kerusakan tersebut disebabkan oleh tindakan yang disengaja atau tidak. Perusahaan dan otoritas bekerja keras untuk memulihkan layanan secepat mungkin dan memastikan bahwa insiden serupa dapat dicegah di masa depan.
Insiden ini menyoroti pentingnya infrastruktur komunikasi bawah laut bagi stabilitas dan keamanan regional. Kabel komunikasi laut tidak hanya mendukung konektivitas internet dan komunikasi antarnegara, tetapi juga memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan keamanan nasional. Oleh karena itu, perlindungan dan pemeliharaan kabel ini menjadi prioritas utama bagi negara-negara yang terhubung oleh infrastruktur tersebut.
Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia, insiden seperti ini menunjukkan betapa rentannya infrastruktur kritikal terhadap sabotase dan ancaman lainnya. Pemerintah dan perusahaan telekomunikasi perlu bekerja sama untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan terhadap infrastruktur komunikasi vital, serta mempersiapkan diri menghadapi potensi ancaman di masa mendatang. Keamanan dan integritas infrastruktur komunikasi adalah kunci untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran regional.