News Teknologi

Kapal Tiongkok diduga sengaja memutus kabel data bawah laut

×

Kapal Tiongkok diduga sengaja memutus kabel data bawah laut

Sebarkan artikel ini



Penyelidik dari berbagai negara Eropa mengklaim bahwa awak kapal Tiongkok secara sengaja menarik jangkarnya untuk memotong dua kabel data bawah laut di Laut Baltik.

Penyelidik dari berbagai negara Eropa mengklaim bahwa awak kapal Tiongkok secara sengaja menarik jangkarnya untuk memotong dua kabel data bawah laut di Laut Baltik pada akhir November 2024. Kapal tersebut, yang dikenal sebagai Yi Peng 3, adalah kapal bulk Tiongkok yang membawa baja Rusia saat kejadian tersebut terjadi.

Menurut laporan dari Wall Street Journal, awak kapal Yi Peng 3 diperkirakan telah menarik jangkarnya sepanjang lebih dari 100 mil laut dari tanggal 17 hingga 18 November. Kabel yang dipotong adalah kabel yang menghubungkan Swedia dan Lithuania, serta kabel yang menghubungkan Finlandia dan Jerman.

Penyelidik memeriksa data satelit dan informasi lainnya yang menunjukkan bahwa kapal tersebut bergerak jauh lebih lambat dari biasanya saat tersangkut oleh jangkarnya. Kapten kapal tersebut kemudian dianggap tidak mungkin tidak menyadari bahwa kapalnya telah menurun dan menarik jangkarnya, sehingga memotong kabel di tengah perjalanan.

Kapal Yi Peng 3, yang dimiliki oleh Ningbo Yipeng Shipping, telah beroperasi secara eksklusif di perairan Tiongkok dari Desember 2019 hingga awal Maret 2024. Namun, sejak itu, kapal tersebut mulai membawa barang Rusia dan berhenti di pelabuhan Rusia. Kapal ini kemudian dicegat oleh armada militer NATO dari Denmark, Jerman, dan Swedia, yang mengelilingi kapal tersebut selama lebih dari seminggu.

Meskipun Rusia menolak klaim tersebut dan menganggapnya sebagai tuduhan yang tidak berdasar, penyelidik Eropa tetap mempertimbangkan kemungkinan keterlibatan intelijen Rusia dalam operasi tersebut. Penyelidik juga mengungkapkan bahwa mereka sedang berupaya untuk mengakses kapal dan awaknya untuk menginterogasi mereka, meskipun hukum internasional laut menghalangi NATO untuk memaksa kapal tersebut masuk ke pelabuhan mereka.

Kasus ini menyoroti pentingnya keamanan maritim dan meningkatkan ketegangan antara Beijing dan ibu kota Eropa. Penyelidik berharap dengan mengungkap lebih banyak informasi, mereka dapat memahami lebih baik bagaimana dan mengapa kejadian tersebut terjadi, serta mengambil langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *