News Teknologi

Konten AI hanya 1% dari misinformasi pemilu

×

Konten AI hanya 1% dari misinformasi pemilu

Sebarkan artikel ini



Meta baru-baru ini mengungkapkan bahwa konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) hanya menyumbang kurang dari 1 persen.

Meta, perusahaan teknologi yang memiliki platform seperti Facebook, Instagram, dan Threads, baru-baru ini mengungkapkan bahwa konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) hanya menyumbang kurang dari 1 persen dari seluruh misinformasi terkait pemilu yang terdeteksi di platform mereka. Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran yang meluas tentang potensi dampak AI dalam menyebarkan propaganda dan disinformasi selama periode pemilu.

Dilansir dari Engadget (5/12), Meta menjelaskan bahwa selama periode pemilu di berbagai negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Bangladesh, Indonesia, India, Pakistan, Prancis, Afrika Selatan, Meksiko, dan Brasil, serta pemilu Parlemen Uni Eropa, konten AI yang terkait dengan pemilu, politik, dan topik sosial hanya mewakili sebagian kecil dari seluruh misinformasi yang diperiksa oleh pemeriksa fakta.

Nick Clegg, Presiden Urusan Global Meta, menyatakan bahwa meskipun ada kekhawatiran yang dapat dimengerti tentang dampak potensial AI generatif pada pemilu, risiko tersebut tidak terwujud secara signifikan. Meta juga mencatat bahwa mereka telah menolak 590.000 permintaan untuk membuat gambar deepfake terkait pemilu menggunakan generator gambar AI mereka, Imagine AI.

Meta telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko terkait konten AI generatif dengan memperluas pelabelan AI dan menyesuaikan kebijakan mereka. Mereka juga telah menghapus sekitar 20 operasi pengaruh tersembunyi di seluruh dunia untuk mencegah campur tangan asing.

Selain itu, Meta telah mengubah pengaturan default pengguna di Instagram dan Threads untuk menghentikan rekomendasi konten politik dan mengurangi prioritas berita di Facebook. Langkah-langkah ini diambil untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan keselamatan pengguna.

Meskipun demikian, Meta mengakui bahwa tingkat kesalahan mereka masih terlalu tinggi dan berkomitmen untuk meningkatkan presisi dan akurasi dalam menegakkan kebijakan mereka. Mereka juga berencana untuk terus meninjau dan mengumumkan perubahan kebijakan di masa mendatang.

Secara keseluruhan, pernyataan Meta ini menunjukkan bahwa meskipun ada kekhawatiran yang signifikan tentang dampak AI pada misinformasi pemilu, langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan teknologi ini telah berhasil membatasi dampak tersebut. Ini adalah langkah penting dalam memastikan integritas informasi selama periode pemilu di seluruh dunia.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *