News Teknologi

Obat malaria ditemukan efektif atasi gejala PCOS

×

Obat malaria ditemukan efektif atasi gejala PCOS

Sebarkan artikel ini



Gejala PCOS meliputi peningkatan hormon androgen seperti testosteron, pembentukan kista di ovarium, dan risiko tinggi terhadap kondisi metabolik seperti diabetes tipe 2.

Sebuah penemuan revolusioner di bidang medis menunjukkan bahwa obat antimalaria, artemisinin, dapat digunakan untuk mengobati Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), gangguan hormon yang mempengaruhi ratusan juta wanita di usia reproduktif. Dikutip dari sciencenews.org (15/6), penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science ini melaporkan bahwa penggunaan artemisinin berhasil menurunkan kadar testosteron dalam darah dan memperbaiki kondisi ovarium pada wanita penderita PCOS.

1. Hasil uji klinis yang menjanjikan

Penelitian ini dipimpin oleh Qi-Qun Tang dari Universitas Fudan di Shanghai. Timnya menemukan bahwa artemisinin, yang telah dikenal efektif melawan malaria, lupus, dan kanker, juga menunjukkan hasil positif dalam mengatasi gejala PCOS pada hewan percobaan dan manusia. Dalam uji klinis kecil, 19 pasien diberikan dihidroartemisinin tiga kali sehari selama tiga bulan. Hasilnya, 12 pasien mengalami siklus menstruasi yang normal kembali, dan sebagian besar menunjukkan penurunan kadar testosteron serta berkurangnya jumlah folikel ovarium yang berkembang.

2. Mekanisme kerja dan langkah selanjutnya

Penelitian ini juga mengungkap bahwa artemisinin membantu mengurangi produksi testosteron dengan menghambat protein CYP11A1 yang memproduksi hormon tersebut. Meskipun hasil ini sangat menjanjikan, para ahli seperti Sireesha Reddy dari Texas Tech University Health Sciences Center El Paso menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme kerja artemisinin dan memastikan keamanannya. Peneliti berencana untuk menguji berbagai bentuk dan dosis artemisinin sebelum melanjutkan ke uji klinis yang lebih besar.

3. Artemisinin berpotensi jadi terobosan pengobatan PCOS

Elisabet Stener-Victorin, seorang endokrinolog dari Karolinska Institute, menyatakan bahwa penemuan baru ini berpotensi mengubah lanskap pengobatan PCOS. Menurut Stener-Victorin, artemisinin dapat menjadi pendekatan baru yang menjanjikan meskipun masih membutuhkan studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasil awal ini.

Gejala PCOS meliputi peningkatan hormon androgen seperti testosteron, pembentukan kista di ovarium, dan risiko tinggi terhadap kondisi metabolik seperti diabetes tipe 2. Saat ini, pengobatan PCOS biasanya difokuskan pada mengatasi gejala individual seperti jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, menstruasi tidak teratur, dan infertilitas.

Sireesha Reddy dari Texas Tech University Health Sciences Center El Paso menekankan bahwa hasil penelitian ini masih sangat awal dan perlu divalidasi oleh penelitian lebih lanjut. Langkah berikutnya yang direncanakan oleh tim peneliti adalah menguji berbagai bentuk dan dosis artemisinin serta memahami lebih jauh mekanisme kerja obat ini dalam mengatasi PCOS dan dampaknya pada kondisi metabolik terkait. Jika terbukti efektif, artemisinin dapat menjadi solusi baru yang signifikan untuk jutaan wanita yang menderita PCOS di seluruh dunia.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *