Fenomena ini terungkap melalui pengamatan menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA).
Para astronom berhasil mengamati gelembung gas mendidih di permukaan bintang raksasa merah bernama R Doradus, yang berukuran 350 kali lebih besar dari Matahari. Bintang ini berjarak sekitar 180 tahun cahaya dari Bumi dan terletak di konstelasi selatan Dorado.
Dilansir dari Wion News (14/9), fenomena ini terungkap melalui pengamatan menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), yang berhasil menangkap gerakan gelembung konveksi tersebut dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Ini pertama kalinya permukaan bintang yang mendidih bisa ditunjukkan dengan cara seperti ini,” kata Wouter Vlemmings, penulis utama studi ini, dalam pernyataannya.
R Doradus, meskipun jauh lebih besar dari Matahari, diprediksi akan mengikuti jejak evolusi yang serupa dengan Matahari dalam lima miliar tahun ke depan, yaitu berubah menjadi raksasa merah menjelang akhir siklus hidupnya.
Gelembung konveksi adalah struktur yang terbentuk akibat gerakan naik-turun gas panas di permukaan bintang. Meskipun fenomena serupa telah diamati pada bintang lain, pengamatan ALMA ini adalah yang pertama kali menunjukkan pergerakan rinci dari gelembung-gelembung tersebut.
“Konveksi menciptakan struktur granular yang indah di permukaan Matahari, tetapi sulit dilihat pada bintang lain,” jelas Theo Khouri, salah satu penulis studi. “Dengan ALMA, kami kini tidak hanya dapat melihat langsung granula konvektif yang berukuran 75 kali lebih besar dari Matahari, tetapi juga mengukur kecepatan pergerakannya untuk pertama kalinya.”
Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature, gelembung-gelembung gas panas tersebut muncul dan menghilang dengan cepat di bawah permukaan R Doradus, bergerak dalam siklus satu bulan, lebih cepat dibandingkan pergerakan gelembung di Matahari.
Peneliti Behzad Bojnodi Arbab dari Chalmers University, yang terlibat dalam penelitian ini, menyebutkan bahwa kemampuan untuk mengamati langsung detail di permukaan bintang yang jauh memberikan wawasan baru tentang fenomena fisika yang sebelumnya hanya dapat diamati di Matahari.
Penemuan ini membuka peluang bagi para ilmuwan untuk mempelajari dinamika dan perilaku bintang-bintang besar di alam semesta, yang sebelumnya sulit dipahami. Hal ini juga memberikan gambaran lebih jelas tentang masa depan Matahari dan bintang-bintang serupa yang akan mengalami perubahan drastis saat mendekati akhir masa hidupnya.