News Teknologi

Bos AI Microsoft sebut Konten di web terbuka bebas digunakan

×

Bos AI Microsoft sebut Konten di web terbuka bebas digunakan

Sebarkan artikel ini



Pernyataan ini muncul di tengah gugatan hukum yang dihadapi Microsoft dan OpenAI, yang dituduh mencuri cerita berhak cipta online untuk melatih model AI generatif mereka.

Mustafa Suleyman, Kepala Divisi AI di Microsoft, membuat pernyataan kontroversial mengenai hak cipta konten di internet. Dalam wawancara dengan Andrew Ross Sorkin dari CNBC (1/7), Suleyman menyatakan bahwa konten yang dipublikasikan di web terbuka dianggap sebagai “freeware” yang bisa disalin dan digunakan secara bebas oleh siapa saja.

“Sejak tahun 90-an, telah ada pemahaman bahwa konten di web terbuka adalah fair use. Siapa pun bisa menyalinnya, merekreasikannya, dan mereproduksinya. Itu telah menjadi ‘freeware’, pemahaman yang berlaku,” ujar Suleyman.

Pernyataan ini muncul di tengah gugatan hukum yang dihadapi Microsoft dan OpenAI, yang dituduh mencuri cerita berhak cipta online untuk melatih model AI generatif mereka. Sikap Suleyman ini jelas bertentangan dengan hukum hak cipta yang berlaku di banyak negara, termasuk Amerika Serikat, di mana setiap karya yang diciptakan otomatis dilindungi oleh hak cipta tanpa perlu didaftarkan.

Menurut hukum hak cipta di Amerika Serikat, “fair use” adalah pembelaan hukum yang diberikan oleh pengadilan berdasarkan beberapa faktor seperti tujuan penggunaan, jumlah yang digunakan, dan dampak penggunaan tersebut terhadap pemilik hak cipta. Pernyataan Suleyman yang menyebut “fair use” sebagai kontrak sosial dianggap menyesatkan.

Selain itu, Suleyman juga menyinggung penggunaan file robots.txt, yang menentukan bot mana yang boleh atau tidak boleh mengakses situs web. Dia mengatakan, “Ada kategori terpisah di mana sebuah situs web, penerbit, atau organisasi berita secara eksplisit menyatakan ‘jangan scrape atau crawl saya untuk alasan selain pengindeksan agar orang lain bisa menemukan konten ini.’ Itu adalah area abu-abu yang akan dibahas di pengadilan.”

Namun, robots.txt bukanlah dokumen legal dan beberapa perusahaan AI, termasuk OpenAI yang bekerja sama dengan Microsoft, dilaporkan mengabaikan aturan tersebut.

Pernyataan Suleyman ini mendapat reaksi keras dari berbagai pihak, terutama para praktisi hukum dan pemilik konten yang khawatir akan implikasi lebih lanjut terhadap perlindungan hak cipta di era digital. Vox Media, perusahaan induk The Verge, memiliki kesepakatan teknologi dan konten dengan OpenAI, sehingga isu ini menjadi lebih kompleks.

Pernyataan kontroversial Suleyman ini menambah panasnya perdebatan mengenai hak cipta di dunia digital, mengingat pentingnya perlindungan karya intelektual di tengah perkembangan teknologi yang pesat.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *