EHang EH216-S berhasil melakukan pengujian terbang di Thailand, menambah daftar negara yang tertarik dengan teknologi eVTOL.
Industri pesawat lepas landas dan mendarat vertikal elektrik (eVTOL) tampaknya semakin digemari oleh beberapa negara. Setelah sebelumnya beberapa perusahaan sudah melakukan uji coba terbang, terutama di AS, Tiongkok, dan Arab, kini giliran Thailand yang melakukan uji coba terbang di negara mereka.
Kali ini, mereka mengundang EHang untuk melakukan percobaan eVTOL tanpa pilot. Seperti diketahui, EHang merupakan perusahaan startup dari Tiongkok yang berfokus pada kendaraan terbang non konvensional.
Model yang mereka bawa adalah pesawat nirawak EH216-S. Mereka melakukan penerbangan uji coba eVTOL dengan beberapa penumpang, dan sukses membuat banyak orang terkesima, seperti lapor The Register (12/11).
“Penerbangan ini menandai tonggak sejarah dalam memperluas jejak penerbangan eVTOL EHang,” ungkap perwakilan EHang. Mereka mengklaim bahwa EH216-S telah mengudara lebih dari 50.000 penerbangan hingga saat ini.
Penerbangan demonstrasi ini dilakukan dengan izin Otoritas Penerbangan Sipil Thailand (CAAT), dengan penumpang awal termasuk para eksekutif dari Bangkok Airways. EHang merencanakan lebih banyak uji terbang dan berencana untuk meluncurkan penerbangan komersial di destinasi wisata terkenal seperti Phuket dan Koh Samui pada tahun 2025.
Di Pameran & Simposium Drone Thailand 2024, Direktur CAAT Suttipong Kongpool menegaskan bahwa EH216-S adalah satu-satunya eVTOL di dunia yang saat ini memiliki sertifikat kelaikan udara. Pesawat ini telah memperoleh tiga sertifikat kelaikan udara dari Administrasi Penerbangan Sipil China.
EH216-S adalah eVTOL otonom berkapasitas dua penumpang yang dirancang untuk perjalanan udara jarak pendek. Sebagai pesawat eVTOL, EH216-S lepas landas vertikal seperti helikopter dan dapat bertransisi ke mode pesawat saat berada di udara.
Kecepatan jelajahnya mencapai 100 km/jam dengan kecepatan maksimum 130 km/jam. Meski kencang, EH216-S memiliki batasan jangkauan dan waktu terbang yang relatif pendek, yakni hanya sekitar 30 km dengan waktu terbang sekitar 25 menit.
Untuk perbandingan, jangkauan ini hampir sama dengan VoloCity milik Volocopter yang mampu beroperasi hingga 35 km, tetapi lebih pendek dari VoloConnect yang dapat beroperasi hingga 100 km atau S4 dari Joby Aviation yang dapat beroperasi hingga 240 km. Harga dari EH216-S berada pada kisaran USD410.000, atau sektar Rp6,459 miliar.