News Teknologi

Haptiknit dari Stanford dan MIT

×

Haptiknit dari Stanford dan MIT

Sebarkan artikel ini



Tim dari Stanford University dan MIT Self-Assembly Lab memperkenalkan teknologi inovatif berupa jas haptic yang disebut Haptiknit.

Tim dari Stanford University dan MIT Self-Assembly Lab memperkenalkan teknologi inovatif berupa jas haptic yang disebut Haptiknit. Haptiknit adalah jas yang fleksibel dan ringan yang menggunakan sistem pneumatik untuk memberikan feedback sentuhan berbasis tekanan, menggantikan sistem haptic tradisional yang bergantung pada getaran.

Dilansir dari New Atlas (25/12), Haptiknit menggunakan kantung udara yang dapat diinflasi dan dideflasi untuk menggantikan motor kecil yang biasanya digunakan dalam sistem haptic. Ketika kantung udara ini diinflasi, mereka akan menekan kulit pengguna secara selektif, menciptakan sensasi seperti ditekan, disentuh, atau diseret. Sistem ini lebih ringan, lebih efisien dari segi energi, dan lebih nyaman dibandingkan dengan exoskeleton yang biasanya digunakan untuk haptic berbasis tekanan.

Jas ini terbuat dari kombinasi serat nilon dan katun yang dijahit dengan teknik khusus, serta serat termoplastik yang digunakan untuk membuat bagian yang lebih kaku untuk mendukung kantung udara. Teknik ini memungkinkan transisi yang mulus dari bagian yang keras ke bagian yang lembut, sehingga memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi pengguna.

Dalam uji coba yang melibatkan 32 peserta, Haptiknit menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sistem motor tradisional. Peserta dapat dengan lebih akurat mengidentifikasi lokasi sentuhan virtual di lengan mereka dan menggambarkan sensasi tersebut sebagai yang nyaman dan alami. Selain itu, Haptiknit juga berhasil memberikan sensasi sentuhan yang lebih alami dengan mengaktifkan kantung udara secara berurutan.

Teknologi ini memiliki potensi aplikasi yang luas, termasuk dalam dunia virtual reality, rehabilitasi, dan komunikasi silenter. Dengan Haptiknit, pengguna dapat merasakan sentuhan yang lebih realistis dalam lingkungan virtual, membantu dalam proses pemulihan, dan menciptakan peluang baru untuk komunikasi tanpa suara.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *