Pada tahun 2030, Islandia mungkin akan menjadi negara pertama yang menerima energi solar berbasis angkasa yang dibawa melalui jaringan beaming.
Pada tahun 2030, Islandia mungkin akan menjadi negara pertama yang menerima energi solar berbasis angkasa yang dibawa melalui jaringan beaming. Startup Britania Raya bernama Space Solar telah menandatangani perjanjian dengan Reykjavik Energy dan inisiatif keberlanjutan Islandia, Transition Labs, untuk memulai proyek demonstrasi ini.
Dilansir dari New Atlas (12/11), proyek ini bertujuan untuk mengirimkan 30 megawatt (MW) energi bersih dari angkasa ke Islandia, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik sekitar 3.000 rumah.
Konsep energi solar berbasis angkasa ini telah ada sejak tahun 1970-an, dengan ide untuk memindahkan kolektor energi dari Bumi ke orbit geosinkron, di mana matahari akan selalu berada di langit tanpa terhalang oleh cuaca atau debu. Dengan menggunakan panel fotovoltaik yang luas, sinar matahari dapat diubah menjadi listrik dan kemudian menjadi gelombang mikro, yang kemudian dibawa kembali ke Bumi dan diubah kembali menjadi listrik untuk digunakan.
Meskipun proyek ini menawarkan manfaat besar seperti biaya energi yang kompetitif dan ketersediaan 24/7, ada tantangan teknis yang harus diatasi. Antena penerima di Bumi perlu mencakup area yang sangat besar, dan biaya untuk membangun dan mengoperasikan plantasi energi di angkasa sangat tinggi. Selain itu, teknologi ini harus dapat beroperasi secara otomatis dengan intervensi manusia yang minim selama minimal 30 tahun.
Space Solar percaya bahwa mereka dapat mengembangkan demonstrator ini hingga kapasitas gigawatt pada tahun 2036 dan sedang mencari lokasi penerima tambahan di Islandia, Kanada, dan Jepang Utara. Martin Soltau, CEO bersama Space Solar, menyatakan bahwa energi solar berbasis angkasa menawarkan manfaat yang tidak tertandingi dengan biaya energi yang kompetitif dan ketersediaan 24/7.
Proyek ini juga diharapkan dapat mendukung transisi energi Islandia menuju sumber daya yang lebih berkelanjutan. Dengan adanya energi solar berbasis angkasa, Islandia dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya fosil dan mendukung visi mereka untuk masa depan yang lebih hijau.