News Teknologi

Lubang hitam di galaksi dekat bumi bangun dari tidur panjang

×

Lubang hitam di galaksi dekat bumi bangun dari tidur panjang

Sebarkan artikel ini



Selama empat tahun terakhir, intensitas flare tersebut terus berfluktuasi namun tidak kunjung padam.

Lubang hitam raksasa di sebuah galaksi dekat Bumi diduga sedang bangun dari tidur panjangnya. Fenomena langka ini terdeteksi oleh teleskop Zwicky Transient Facility yang terletak di Gunung Palomar, California, pada Desember 2019. Teleskop ini menangkap flare tiba-tiba dari galaksi yang sebelumnya tampak biasa saja, berjarak sekitar 300 juta tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Virgo.

Dilansir dari Space.com (21/6), selama empat tahun terakhir, intensitas flare tersebut terus berfluktuasi namun tidak kunjung padam. Durasi yang tidak biasa ini membingungkan para astronom, karena tidak dapat dijelaskan oleh fenomena kosmik yang dikenal selama ini.

“Perilaku ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkap Paula Sánchez-Sáez, astronom di European Southern Observatory di Jerman yang memimpin penemuan ini. Menurut Sánchez-Sáez dan timnya, mereka mungkin sedang menyaksikan lubang hitam raksasa di pusat galaksi tersebut yang mulai aktif kembali dengan melahap gas di sekitarnya.

Mengungkap rahasia flare empat tahun

Gas yang diserap oleh lubang hitam tersebut mencapai suhu yang sangat tinggi sebelum jatuh ke dalam jurang kosmik, menciptakan cahaya yang dapat dideteksi oleh teleskop Zwicky. Jika dugaan ini benar, ini akan menjadi pertama kalinya ilmuwan menyaksikan lubang hitam “menyala” secara real-time.

Lubang hitam ini memiliki massa jutaan kali lebih besar dari matahari kita dan telah “tidur” setidaknya selama dua dekade. Galaksi tempatnya berada, SDSS1335+0728, telah diamati selama bertahun-tahun, namun flare sebesar ini belum pernah terdeteksi sebelumnya, menurut Lorena Hernández García dari Millennium Institute of Astrophysics di Chile.

Observasi multi-teleskop menguatkan temuan

Analisis kombinasi observasi arsip dari berbagai teleskop sebelum dan sesudah peristiwa 2019 menunjukkan bahwa galaksi ini sekarang memancarkan lebih banyak cahaya di berbagai panjang gelombang, termasuk ultraviolet, optik, dan inframerah. 

Kemungkinan skenario kematian bintang

Para peneliti menduga flare yang berlangsung selama empat tahun ini mungkin menandakan bahwa sebuah bintang malang mendekati terlalu dekat dengan lubang hitam dan hancur. Namun, bahkan kematian bintang yang disebabkan oleh lubang hitam biasanya berlangsung hanya beberapa ratus hari.

Astronom masih mempelajari berbagai kecepatan dengan mana lubang hitam melahap materi di sekitarnya, yang seringkali menentukan bagaimana galaksi inangnya berkembang selama miliaran tahun. Fenomena ini membuka peluang baru untuk memahami perilaku dan evolusi lubang hitam, serta dampaknya terhadap galaksi di sekitarnya. 



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *