Misi Porba-3 baru saja diluncurkan oleh para peneliti, dengan tujuan membuat matahari buatan untuk penelitian korona matahari.
Baru-baru ini, para peneliti dikabarkan akan meluncurkan sebuah satelit baru dalam waktu dekat ini. Yang unik, misi yang bernama Proba-3 ini memiliki sebuah misi yang sangat spesifik, yakni akan membuat gerhana matahari buatan.
Pesawat ini dijadwalkan lepas landas sekitar pukul 5:30 pagi ET, 4 Desember 2024 waktu setempat dari Pusat Luar Angkasa Satish Dhawan, India. Misi ini menjadi sorotan karena pendekatan uniknya dalam mempelajari korona matahari, yang merupakan wilayah luar atmosfer Matahari yang sulit diamati akibat terangnya sinar matahari.
Seperti diketahui, Proba-3 terdiri dari dua wahana antariksa yang akan melakukan manuver formasi presisi tinggi untuk menciptakan “gerhana matahari buatan”. Salah satu wahana bertindak sebagai koronagraf, bertugas menghalangi cahaya Matahari yang terang, sementara wahana kedua mempelajari korona di balik bayangan yang diciptakan.
Dilansir dari laman Digitaltrends (4/12), kedua wahana akan menjaga posisi dengan jarak hanya sekitar 150 meter (setara 1,5 lapangan sepak bola) dengan ketepatan hingga 1 milimeter selama pengamatan enam jam setiap orbitnya.
“Proba-3 sangat berbeda karena satelit kami akan terbang hanya sejauh satu setengah lapangan sepak bola…,” kata Damien Galano, Manajer Misi Proba-3.
Para peneliti juga menyebut, alih-alih menggunakan orbit rendah Bumi atau Titik Lagrange seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb, pasangan wahana ini akan berada di orbit elips yang bervariasi dari 370 mil hingga 37.000 mil setiap 19 jam 36 menit.
Orbit ini dipilih untuk mengurangi gangguan gravitasi Bumi sambil tetap menjaga biaya misi yang relatif rendah. Meskipun misi ini mengumpulkan data ilmiah, fokus utamanya adalah menguji teknologi pengamatan baru. Beberapa inovasi yang akan diuji meliputi:
- Penentuan posisi otomatis menggunakan GPS, kamera optik, sensor bayangan, dan tautan laser.
- Eksperimen berbagai formasi untuk meningkatkan akurasi pengamatan korona.
“Kami menunjukkan bagaimana pembelajaran mesin dan fisika dapat digabungkan untuk kasus sensitif seperti ini,” ujar Dava Newman dari MIT Media Lab.
Misi Proba-3 menandai langkah penting dalam eksplorasi Matahari, memanfaatkan teknologi canggih untuk memberikan wawasan baru tentang salah satu misteri besar tata surya, yakni korona Matahari.