OpenAI, perusahaan yang dikenal dengan pengembangan model AI terbaru, menghadapi tantangan besar dalam pengembangan GPT-5.
OpenAI, perusahaan yang dikenal dengan pengembangan model AI terbaru, menghadapi tantangan besar dalam pengembangan GPT-5, model berikutnya setelah GPT-4. GPT-5, yang dikenal sebagai “Proyek Orion,” diharapkan akan membawa perbaikan signifikan dalam pemikiran, akurasi fakta, dan mitigasi bias. Namun, OpenAI kini menghadapi kendala besar yang menghambat peluncurannya.
Dilansir dari Gizmochina (28/12), salah satu kendala utama adalah keterbatasan data latih berkualitas tinggi. OpenAI telah menemukan bahwa internet publik tidak lagi menyediakan dataset yang cukup beragam dan berkualitas untuk meningkatkan model secara signifikan. Untuk mengatasi masalah ini, OpenAI telah menghasilkan data sintetis dengan melibatkan para ahli seperti insinyur perangkat lunak, matematikawan, dan fisikawan untuk menciptakan konten asli.
Proses latihan untuk GPT-5 sangat intensif dari segi sumber daya, dengan setiap kali latihan memakan biaya sekitar $500 juta (Rp8 triliun). Meskipun OpenAI telah melakukan beberapa kali latihan, hasil yang dicapai belum memenuhi ekspektasi, sehingga OpenAI harus terus mencari solusi alternatif.
Selain masalah data, OpenAI juga menghadapi tantangan internal, termasuk pergantian CEO Sam Altman yang akhirnya kembali ke perusahaan pada akhir tahun 2023, serta perpindahan lebih dari dua puluh pejabat senior lainnya. Hal ini menambah kompleksitas dalam pengembangan GPT-5 dan memengaruhi kemajuan proyek.
Kendala-kendala ini mencerminkan tren yang lebih besar dalam industri AI, di mana perusahaan-perusahaan berusaha memperluas batas-batas teknologi AI sambil menghadapi kendala etis, teknis, dan finansial. Keterlambatan peluncuran GPT-5 mencerminkan kesulitan dalam menyeimbangkan inovasi dengan keterbatasan-keterbatangan tersebut.
OpenAI berharap dapat mengatasi kendala-kendala ini dan mengumumkan lebih banyak detail pada Januari 2025 ketika insinyur kembali bekerja. Kemampuan OpenAI untuk mengatasi kendala ini tidak hanya akan menentukan masa depan GPT-5, tetapi juga akan memengaruhi posisi perusahaan sebagai pemimpin dalam industri AI yang berkembang pesat.