News Teknologi

Operasi bedah jarak jauh 9.000 km menggunakan kontroler game

×

Operasi bedah jarak jauh 9.000 km menggunakan kontroler game

Sebarkan artikel ini



Dalam sebuah terobosan medis yang luar biasa, para peneliti dari ETH Zurich dan Chinese University of Hong Kong (CUHK) berhasil melakukan operasi endoskopi jarak jauh pada seekor babi.

Dalam sebuah terobosan medis yang luar biasa, para peneliti dari ETH Zurich dan Chinese University of Hong Kong (CUHK) berhasil melakukan operasi endoskopi jarak jauh pada seekor babi yang berjarak 9.000 km menggunakan kontroler game. Operasi ini menandai langkah maju yang signifikan dalam bidang telemedis dan bedah jarak jauh.

Dilansir dari New Atlas (13/9), operasi ini melibatkan penggunaan endoskopi magnetik yang dikendalikan dari jarak jauh oleh seorang ahli bedah di Zurich, Swiss, sementara babi tersebut berada di Hong Kong. Dengan menggunakan kontroler game, ahli bedah di Zurich dapat mengarahkan endoskopi untuk mengambil biopsi dari dinding lambung babi. Meskipun jarak yang sangat jauh, latensi komunikasi tetap di bawah 300 milidetik, memungkinkan respons waktu nyata yang hampir sempurna.

Keberhasilan operasi ini menunjukkan potensi besar teknologi teleoperasi untuk memberikan perawatan bedah spesialis di daerah-daerah terpencil di mana keahlian lokal mungkin tidak tersedia. Dr. Shannon Melissa Chan, Asisten Profesor di Departemen Bedah CUHK, menyatakan bahwa teknologi ini tidak hanya menawarkan pelatihan dan mentoring bedah jarak jauh tetapi juga perawatan diagnostik dan bedah segera di daerah-daerah terpencil.

Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah melakukan tele-endoskopi pada manusia. Selain prosedur endoskopi seperti skrining kanker, teknologi ini memiliki potensi besar untuk diterapkan pada area lain dari saluran pencernaan, sistem neurovaskular, dan bahkan bedah janin.

Dengan perkembangan ini, jutaan pasien di seluruh dunia dapat didiagnosis dan dirawat untuk kanker gastrointestinal secara tepat waktu. Teknologi ini juga membuka kemungkinan untuk operasi pada astronot di luar angkasa, di mana akses ke ahli bedah spesialis sangat terbatas.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Advanced Intelligent Systems dan menunjukkan bagaimana teknologi canggih dapat mengubah cara kita memberikan perawatan medis di masa depan.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *