News Teknologi

Penelitian terbaru mengungkap ekspresi wajah mumi Mesir kuno

×

Penelitian terbaru mengungkap ekspresi wajah mumi Mesir kuno

Sebarkan artikel ini



Mumi ini ditemukan pada tahun 1935 dan 1936 dalam sebuah makam yang diperkirakan milik kerabat Senmut, seorang arsitek yang hidup pada masa pemerintahan Ratu Hatschepsut.

Penelitian terbaru mengenai mumi Mesir kuno yang dikenal sebagai “Wanita Teriakan” mengungkapkan bahwa ekspresi wajahnya yang mengerikan, dengan mulut terbuka lebar, mungkin disebabkan oleh fenomena langka yang dikenal sebagai kekakuan kadaverik. Kekakuan ini merupakan reaksi otot yang terjadi pada saat kematian akibat kekerasan dan stres ekstrem, dan mungkin telah menyebabkan ekspresi teriakan tersebut terjaga hingga ribuan tahun.

Dilansir dari sciencenews.org (3/8), Mumi ini ditemukan pada tahun 1935 dan 1936 dalam sebuah makam yang diperkirakan milik kerabat Senmut, seorang arsitek yang hidup pada masa pemerintahan Ratu Hatschepsut (1479–1458 SM). Penemuan tersebut menarik perhatian para peneliti karena ekspresi wajah mumi yang tampaknya mencerminkan rasa sakit atau ketakutan yang mendalam.

Studi yang diterbitkan pada 2 Agustus 2024 di *Frontiers in Medicine* menyatakan bahwa meskipun penyebab pasti kematian wanita tersebut masih belum diketahui, tanda-tanda kekakuan kadaverik bisa jadi menjelaskan ekspresi wajahnya. Peneliti mencatat bahwa mumi tersebut menerima perlakuan yang sangat hati-hati dan biaya tinggi dalam proses pengawetannya, yang mengindikasikan bahwa mulut yang terbuka bukanlah hasil dari kelalaian.

Pemeriksaan menggunakan CT scan mengungkapkan bahwa organ internal wanita tersebut tidak diambil, berbeda dari praktik pemulihan yang umum di Mesir kuno. Analisis tambahan oleh radiolog Sahar Saleem dari Universitas Kairo dan antropolog Samia El-Merghani dari Kementerian Pariwisata dan Antikuitas Mesir menunjukkan bahwa resin juniper dan kemenyan yang diimpor digunakan untuk mempertahankan kondisi tubuh mumi dengan sangat baik.

Selain itu, studi tersebut menemukan bahwa rambut alami wanita ini diwarnai menggunakan resin juniper dan henna. Mumi tersebut juga mengenakan wig kepang yang terbuat dari serat pohon kurma, yang telah dikeraskan dan diwarnai hitam dengan perlakuan mineral, di mana warna hitam melambangkan masa muda dalam budaya Mesir kuno.

Temuan ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang teknik pengawetan mumi, tetapi juga membuka kemungkinan baru mengenai penyebab ekspresi wajah yang mengerikan pada mumi kuno, menawarkan pandangan yang lebih dalam tentang kondisi kematian dan praktik pemakaman di Mesir kuno.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *