vivo V30 Pro diklaim telah memenuhi standar optik Zeiss setelah menjalani 17 uji, termasuk evaluasi terhadap cahaya bintang, distorsi bayangan, dan aberasi kromatik.
Ini adalah tahun keempat bagi vivo dan Zeiss dalam menjalin kemitraan strategis global di bidang imaji. Kemitraan ini bertujuan untuk membawa lebih banyak fitur profesional ke ponsel, memenuhi standar kualitas tertinggi, dan terus berinovasi demi keuntungan pengguna.
Ponsel pertama yang lahir dari kolaborasi tersebut adalah vivo seri X60 kelas flagship. Perangkat ini menampilkan aneka teknologi khas terkait dengan keahlian fotografi dan imaji Zeiss. Meski demikian, vivo tidak hanya ingin menghadirkan kualitas kamera khas Zeiss pada ponsel kelas atas lantaran belum lama ini perusahaan asal Tiongkok tersebut mengumumkan V30 Pro yang masuk ke dalam segmen kelas menengah.
vivo V30 Pro hadir dengan 3 kamera belakang. Ini terdiri dari kamera lensa setara 23 mm beresolusi 50 MP dengan aperture f/1.88. Kamera kedua memiliki lensa telefoto setara 50 mm beresolusi 50 MP dengan aperture f/1.85. Dan kamera terakhir menampilkan lensa ultra lebar setara 15 mm dengan aperture f/2.0.
V30 Pro diklaim telah memenuhi standar optik Zeiss setelah menjalani 17 uji, termasuk evaluasi terhadap cahaya bintang, distorsi bayangan, dan aberasi kromatik. Ponsel ini juga dilengkapi dengan enam jenis lensa potret khas ZEISS, termasuk Biotar, Distagon, Sonnar, Planar, Cinematic, dan Cine-flare.
Desain dan fitur
Terdapat tiga varian warna untuk V30 Pro, yaitu Hijau Khatulistiwa, Putih Puspa, dan Hitam Vulkanik. vivo menekankan bahwa seluruh warna ini terinspirasi dari keindahan alam Indonesia sehingga diberi tema Zamrud Khatulistiwa. Unit yang saya ulas di sini memiliki warna Hijau Khatulistiwa. Ini menampilkan hijau metalik dengan lapisan yang tahan terhadap sidik jari. Namun sayangnya bodinya agak terasa licin.
Layar V30 Pro menampilkan panel teknologi AMOLED dengan luas 6,78 inci. Resolusinya adalah 1.260 x 2.800 piksel (1,5K). Seperti kebanyakan ponsel di kelasnya, layar V30 Pro dipersenjatai dengan refresh rate 120 Hz agar menampilkan konten yang lebih optimal. Kecerahannya juga tergolong tinggi hingga 2.800 nit yang tidak akan terganggu cahaya sekitar ketika memotret di luar ruangan pada siang hari.
Layar ini memiliki desain lengkung di sisi kiri dan kanannya. Dengan demikian, bezelnya terlihat sangat tipis sehingga tampilannya menjadi lebih luas. Bagian atas layar ada punch-hole di tengah yang berfungsi sebagai rumah kamera depan. Bodi ponsel ini memegang sertifikasi IP54 yang berarti bahwa ia tahan terhadap debu dan percikan air.
Ponsel dengan dimensi 164,4 x 75,1 x 7,5 mm tersebut dibekali dengan Aura Light Portrait tipe baru. Fitur ini dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) sehingga memiliki kemampuan untuk merekomendasikan pengguna kapan waktu yang ideal untuk mengaktifkan fitur Aura Light terbaik. Dengan memanfaatkan fitur ini, kecerahan gambar yang diambil dapat disesuaikan berdasarkan jarak subjek dengan tingkat distribusi cahaya yang lebih merata.
Desainnya yang ramping tidak mengorbankan kapasitas baterai. Pasalnya V30 Pro hadir dengan baterai 5.000 mAh yang besar. Baterai ini didukung juga dengan sistem pengisian cepat 80 watt, yang disebut oleh vivo sebagai ‘80W FlashCharge’. Charger sistem pengisian baterai tersebut sudah tersedia dalam paket penjualannya.
Speaker V30 Pro hanya tersedia di bagian bawah. Artinya, ponsel ini tidak dilengkapi dengan efek suara stereo. Hal ini agak membingungkan lantaran vivo Y100, yang berada di bawah kelas V30 Pro, sudah menggunakan sistem audio stereo.
Kamera
V30 Ppro adalah seri V pertama yang membawa kamera hasil kerja sama dengan Zeiss. Ini dilengkapi dengan kamera utama dengan resolusi 50 MP, diperkuat dengan OIS (Optical Image Stabilization) dan aperture f/1.88. Ini memungkinkan kamu mengambil foto berkualitas tinggi dengan detail yang tajam.
Kamera berikutnya memiliki lensa sudut ultra lebar dengan resolusi 50 MP dan aperture f/2.0. Ini cocok untuk mengambil foto lanskap atau grup dengan cakupan yang lebih luas. Sedangkan kamera terakhir berguna untuk mengambil fotografi potret dengan lensa telefoto zoom optik 2x.
Untuk menguji performa kameranya, saya menjalankan bermacam-macam skenario yang bisa saja terjadi dalam kegiatan sehari-hari ketika kita mengambil foto. Untuk pengujian pertama, saya memotret menggunakan kamera utama (lensa lebar setara 23 mm) di pantai saat sore.
Kebetulan ketika saya mengambilnya kondisi cuaca sedang mendung. Hasil yang diberikan kamera ini tampak sangat bagus, karena menunjukkan detail yang jelas dengan representasi warna yang baik. Warna langit mendung terlihat alami yang berarti V30 memiliki performa auto white balance (AWB) yang sangat baik.
Selanjutnya saya memotret subjek perahu di pantai menggunakan kamera ultra lebar (setara 15 mm), saat kondisi sedang mendung juga. Hasilnya adalah reproduksi warna yang bagus pada perahu dan lainnya, termasuk latar belakang yang berjarak jauh. Sekali lagi, performa AWB terlihat sangat akurat yang dapat dilihat pada area langit. Ketajaman juga menampilkan detail tinggi. Intinya, performa kamera ultra lebar mirip dengan kamera utama, meskipun ada sedikit perbedaan hasil exposure dalam keduanya.
Satu dari tiga kamera belakang V30 Pro menampung lensa telefoto setara 50 mm. Ini adalah lensa zoom optik 2x dengan resolusi 50 MP seperti kamera lain yang ada di V30 Pro. Hasil yang diberikannya terlihat baik dengan detail yang tajam, yang dibuktikan oleh gurat-gurat perahu dan tekstur awan. Untuk awan, warnanya terlihat akurat sehingga tidak ada exposure yang saling mendominasi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah warna hijau daun di pohon latar belakang, ini terlihat agak over-saturated. Meski demikian, hal tersebut tidak membuat hasil foto menurun. Bahkan masih disarankan jika kamu ingin memotret subjek dengan lensa telefoto.
Setelah memotret menggunakan lensa telefoto zoom optik 2x, sekarang saya mencoba memotret dengan menggunakan zoom 4x. Pembesaran ini memiliki kombinasi zoom optik 2x dan zoom digital 4x. Meskipun ada sentuhan pembesaran digital, zoom 4x terlihat baik dengan detail tinggi. Bagian shadow dan highlight terlihat bagus. Secara keseluruhan, zoom 4x masih dapat digunakan ketika kamu ingin memotret subjek berjarak jauh dan tetap mengutamakan kualitas.
Sekarang saya ingin memotret subjek yang lebih jauh menggunakan zoom 10x. Ini menampilkan kombinasi zoom optik 2x dan zoom digital 5x. Hasilnya sudah banyak menurun, seperti warna dan ketajaman. Kabar baiknya adalah ini menampilkan stabilisasi yang andal sehingga ketika memotret menggunakan focal length panjang, gambar tidak blur. Intinya, tidak saya sarankan untuk memotret zoom 10x ke atas.
Memang, tidak ada lensa makro di V30 Pro, tetapi ini bukan berarti kamu tidak bisa memotret subjek dari jarak sangat dekat. Fotografi makro bisa digunakan menggunakan kamera lensa ultra lebar setelah sebelumnya memilih opsi ikon Super Macro (tanaman) di aplikasi kamera. Hasilnya sangat memuaskan, terumbu karang di pinggir pantai yang berukuran sangat kecil menjadi terlihat besar karena saya ambil dari jarak sangat dekat. Warna dan detail yang dihasilkan terlihat bagus, cocok untuk kamu yang gemar fotografi makro.
Ketika memotret terkadang kita dihadapi dengan pencahayaan yang rumit, seperti gabungan highlight dan shadow yang intens, membelakangi cahaya, dan sebagainya, di sinilah kamera perlu diuji seberapa andal ia mengatasinya dengan menggunakan mode HDR. V30 Pro dengan sangat andal ketika keadaan langit normal bercampur dengan langit mendung, karena tidak menampilkan under-exposure atau over exposure. Warna perahu yang saya foto juga tetap terlihat cerah meski sedang membelakangi cahaya.
Demi meningkatkan kualitas fotografi potret, V30 Pro dilengkapi dengan fitur Zeiss Style Portrait. Ini menyediakan enam jenis lensa potret yang berbeda, yaitu Biotar, Distagon, Sonnar, Planar, Cinematic, dan Cine-flare. Saya menyukai jenis-jenis simulasi lensa ini lantaran memberikan hasil foto yang unik. Meski demikian, berdasarkan pengalaman saya, jika aperture digital diatur “lebih besar” dari f/2.8, maka akan ada sedikit gangguan separasi antara subjek dan latar belakang. Namun, secara keseluruhan memberikan foto potret yang mengagumkan untuk ponsel di kelasnya. Berikut adalah beberapa hasil foto yang saya ambil menggunakan mode Zeiss Style Portrait:
Seperti kamera belakang, kamera depan V30 Pro juga dilengkapi dengan sensor beresolusi 50 MP. Berdasarkan pengalaman saya menggunakan kamera depan untuk melakukan selfie, kamera ini mampu menghasilkan foto dengan detail yang baik, bahkan dalam kondisi pencahayaan yang kurang optimal seperti sore hari yang mendung. Reproduksi warnanya terlihat cerah dan tidak terdapat gangguan over-saturated. Kualitas mode Portrait pada kamera depan menghasilkan bokeh latar belakang yang cukup alami.
Setelah mengujinya pada sore hari, sekarang saatnya saya menjajal performa V30 Pro ketika digunakan untuk mengambil gambar pada malam hari. Untuk kamera utama (lensa lebar), hasilnya tampak jelas dan terang meskipun di lokasi saya memotret sangat minim penerangan lampu. Detail pada foto kamera malam juga terlihat tinggi dengan warna yang tidak terganggu over-saturated sehingga tampak alami.
Masih dengan hasil malam, kali ini saya memotret dengan kamera ultra lebar. Hasilnya sangat mirip dengan ketika saya memotret malam hari minim cahaya dengan kamera utama. Hasilnya terang tetapi tidak mengorbankan exposure. Ada sedikit gangguan flare tetapi masih dalam tahap wajar. Gangguan noise yang ada juga tidak terlalu mempengaruhi ketajaman sehingga kanopi di sebelah kiri terlihat jelas beserta guratannya.
Sekarang saatnya memotret subjek di kejauhan di malam hari menggunakan zoom optik 2x (setara 50 mm). Hasil dari kamera ini terlihat terang dengan detail yang jelas seperti gelombang-gelombang kecil air laut. Refleksi cahaya di air laut memiliki porsi yang pas karena tidak terdampak blooming. Meski diambil menggunakan ISO2591, gangguan noise masih tetap dapat dipertahankan meski tidak secara keseluruhan. Intinya, jangan takut hasil foto tidak bagus ketika memotret zoom optik 2x pada kondisi malam hari
Setelah zoom 2x, saya lebih dekat memotret subjek dengan zoom 4x (setara 100 mm). Pada tingkat pembesaran digital dan optik ini, gangguan noise sudah mulai banyak yang tampak, terutama di area gelap. Secara keseluruhan, hasilnya terang dan tidak ada gangguan flare atau blooming.
Tentu saya tidak lupa menguji kamera depan ketika malam hari. Hasilnya yang saya dapatkan adalah warna yang cerah dan tidak terganggu dengan saturasi yang terlalu tinggi. Warna wajah terlihat alami, dan detail lumayan tinggi, cocok untuk diunggah di media sosial jika kamu mengedepankan kualitas. Namun terdapat sedikit gangguan blooming dan artefak di lampu atas latar belakang. Secara keseluruhan, kamera depan V30 Pro masih mampu menghasilkan selfie malam hari yang berkualitas.