Dalam sebuah pengumuman terbaru, Roblox disebut tengah membangun AI yang akan dapat mempermudah pengembang game untuk membentuk lingkungan objek 3D untuk game mereka hanya lewat tulisan.
Roblox baru saja mengumumkan rencana mereka untuk memperkenalkan alat AI generatif sumber terbuka yang mereka kembangkan. Alat ini ditujukan untuk kreator game untuk membangun lingkungan dan objek 3D dengan mudah.
Bagaimana tidak mudah, para pengembang hanya harus mengetikkan apa yang mereka inginkan. Meski menarik, Roblox hingga saat ini belum mengumumkan tanggal peluncuran spesifik untuk alat AI baru tersebut, yang kini disebut sebagai “model dasar 3D”.
Dilansir dari laman Arstechnica (10/9), perusahaan tersebut juga baru saja membagikan video demo alat tersebut di mana pengguna mengetik, “buat lintasan balap”, lalu “buat pemandangan sebagai gurun”, dan model AI menciptakan model yang sesuai di lingkungan yang tepat.
Meski telah di generasi secara otomatis, alat ini juga dikabarkan dapat memberikan pengguna kemampuan untuk melakukan pengeditan, termasuk mengubah waktu, mengganti seluruh lanskap, dan lainnya. Roblox juga menyebut model AI ini pada akhirnya akan menerima perintah video dan 3D, bukan hanya teks.
Generator lingkungan 3D merupakan bagian dari strategi integrasi AI Roblox yang lebih luas. Perusahaan tersebut dilaporkan menggunakan sekitar 250 model AI di seluruh platformnya, termasuk satu yang memantau obrolan suara secara real time untuk menegakkan moderasi konten, yang tidak selalu populer di kalangan pemain.
Untuk membuat AI ini, mereka menggunakan model prediksi token berikutnya yang disesuaikan, yakni sebuah pondasi yang tidak berbeda dengan model bahasa besar (LLM) yang mendukung ChatGPT. Token adalah fragmen data teks yang digunakan LLM untuk memproses informasi.
Sistem Roblox “mentokenisasi” blok 3D dengan memperlakukan setiap blok sebagai unit numerik, yang memungkinkan model AI untuk memprediksi elemen 3D struktural berikutnya yang paling mungkin dalam suatu urutan. Secara agregat, teknik ini dapat membangun seluruh objek atau pemandangan.
Dalam mengembangkan sistem ini, wakil presiden AI dan rekayasa pertumbuhan di Roblox, Anupam Singh ada tantangan yang mereka lalui dalam mengembangkan teknologi tersebut.
“Menemukan informasi 3D berkualitas tinggi itu sulit,” kata Singh. “Bahkan jika kalian memperoleh semua set data yang kalian pikirkan, untuk dapat memprediksi kubus berikutnya, kubus tersebut harus memiliki tiga dimensi, X, Y, dan Z.”
Menurut Singh, kurangnya data pelatihan 3D dapat menimbulkan gangguan pada hasil, seperti anjing yang memiliki terlalu banyak kaki. Untuk mengatasi hal ini, Roblox menggunakan model AI kedua sebagai semacam moderator visual untuk menangkap kesalahan dan menolaknya hingga elemen 3D yang tepat muncul. Melalui iterasi dan coba-coba, model AI pertama dapat menciptakan struktur 3D yang tepat.
Namun yang terpenting adalah Roblox berencana untuk membuka model dasar 3D-nya, yang memungkinkan pengembang dan bahkan pesaing untuk menggunakan dan memodifikasinya. Namun, ini bukan hanya tentang memberi kembali.
Open source dapat menjadi pisau dengan dua bilah. Memilih pendekatan open source juga dapat memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan pengetahuan dari pengembang AI jika mereka berkontribusi pada proyek dan meningkatkannya dari waktu ke waktu. Dan bisa saja pesaing mereka menggunakan apa yang sudah mereka kembangkan selama ini.