News Teknologi

Robot dengan kulit hidup dari University of Tokyo

×

Robot dengan kulit hidup dari University of Tokyo

Sebarkan artikel ini



Para peneliti berfokus pada cara menempelkan jaringan kulit hidup ke substrat mekanis robot agar bisa digerakkan tanpa mengalami kerusakan.

Peneliti dari University of Tokyo dan Harvard berhasil menciptakan robot dengan kulit hidup, sebuah terobosan yang memicu kontroversi dan perdebatan di kalangan ilmuwan. Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal *Cell Reports Physical Science* dan menampilkan potensi luar biasa sekaligus menimbulkan pertanyaan etis dan praktis.

Dilansir dari TechCrunch (26/6), kulit hidup ini bukan sekadar tempelan estetis. Para peneliti berfokus pada cara menempelkan jaringan kulit hidup ke substrat mekanis robot agar bisa digerakkan tanpa mengalami kerusakan. Dalam tubuh manusia, kulit terhubung ke otot dan jaringan di bawahnya melalui jaringan ligamen. Tim peneliti mencoba mereplikasi sistem ini pada robot untuk memastikan kulit dapat berfungsi dan bergerak secara alami.

“Hasilnya menunjukkan bahwa kulit hidup bisa menempel dengan baik dan dimanipulasi pada struktur robotik tanpa robek atau distorsi,” kata Profesor Shoji Takeuchi dari University of Tokyo.

Temuan ini menawarkan potensi besar dalam bidang medis dan interaksi manusia. Kulit hidup dapat menyembuhkan diri sendiri dan mengandung sensor biologis yang memungkinkan sentuhan sensitif. Namun, tantangan utamanya adalah memastikan kulit ini tetap hidup dan berfungsi saat dipasang pada robot dan digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

“Penelitian ini adalah langkah awal yang penting untuk mengeksplorasi aplikasi praktis dari kulit hidup pada robot,” tambah Takeuchi.

Meski demikian, penampakan awal dari robot dengan kulit hidup ini tampak mengerikan bagi sebagian orang. Namun, para peneliti menegaskan bahwa tujuan mereka bukan untuk membuat wajah robot yang realistis atau indah, melainkan untuk menguji metode penempelan dan manipulasi kulit hidup.

Dengan kulit hidup yang bisa menyembuhkan diri dan membawa sensor biologis, masa depan robotika bisa melibatkan robot yang lebih mirip manusia dan mampu berinteraksi dengan lingkungan dan manusia dengan cara yang lebih alami. Penelitian ini membuka peluang baru dalam dunia robotika dan bioteknologi, meskipun masih banyak tantangan yang harus diatasi sebelum teknologi ini dapat diterapkan secara luas.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *