News Teknologi

Serangan DDoS meningkat, masih incar industri game dan judi

×

Serangan DDoS meningkat, masih incar industri game dan judi

Sebarkan artikel ini



Sebuah laporan melaporkan adanya peningkatan jumlah dan kekuatan serangan DDoS sepanjang awal 2024, masih mengincar industri game dan judi.

Serangan DDoS saat ini sedang kembali dibicarakan oleh banyak orang. Hal ini dikarenakan belum lama ini, X dilaporkan telah diserang oleh serangan DDoS saat melakukan wawancara antara Donald Trump dan Elon Musk.

Namun, tanpa disadari, ternyata serangan DDoS telah mengancam cukup banyak perusahaan sepanjang 2024 ini lho. Hal ini dikarenakan laporan terbaru dari Radar Gcore mengungkapkan bahwa serangan ini meningkat cukup drastis selama awal tahun ini.

Dilansir dari laman Techradar (19/8), laporan tersebut mengklaim jumlah serangan DDoS meningkat hampir setengahnya, atau sekitar 46% pada paruh pertama tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pada kuartal kedua tahun 2024, setidaknya ada 445.000 insiden DDoS yang dilaporkan terjadi. Jika dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya (Agustus hingga Desember 2024), jumlah serangan DDoS meningkat sepertiga atau sekitar 34%.

Yang lebih parah lagi, bukan hanya jumlah serangannya saja yang meningkat. Soalnya, pada laporan tersebut juga mengatakan adanya peningkatan keparahan serangan disebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Gcore mengatakan serangan terkuat pada paruh pertama tahun 2024 mencapai 1,7 Tbps. Dan jika dibandingkan dengan sedangkan pada tahun 2023, tingkat serangannya hanya mencapai 1,6 Tbps.

Tapi, ada juga laporan dari pakar keamanan jaringan A10 Networks yang menyebutkan di 2021 terdapat serangan DDoS sebesar 3,45 Tbps terhadap pelanggan Azure. Sementara ini, pada 2020, Threat Analysis Group (TAG) Google melaporkan adanya serangan sebesar 2,5 Tbps terhadap “ribuan alamat IP Google”.

Dan terakhir, Gcore mengatakan industri game dan perjudian tetap menjadi yang paling terpengaruh oleh serangan DDoS. Hampir setengah dari seluruh serangan, sekitar 49%, terjadi kepada dua industri tersebut. Keduanya disebut menghasilkan pendapatan terbesar dibanding industri lain, yang menyebabkan lebih seringnya terjadi serangan.

Sedangkan serangan terhadap industri teknologi juga dilaporkan meningkat dua kali lipat selama periode tersebut, dimana mencapai 15% dari total insiden. Layanan keuangan, telekomunikasi, dan e-commerce, melengkapi lima teratas dengan 12%, 10%, dan 7%.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *