Pada era 2000-an, AMD dikabarkan pernah tertarik untuk mengakuisisi NVIDIA setelah melakukan akuisisi ATI. Tapi, Jensen Huang menolak dengan alasan yang cukup nyentrik.
NVIDIA saat ini menjadi perusahaan dengan pendapatan tertinggi di dunia. CEO mereka, Jensen Huang berhasil membawa perusahaan tersebut mendaki ke puncak meski mereka sempat ada di bawah dan harus bersaing dengan perusahaan besar.
Tapi, tahukah kalian bahwa ternyata, AMD pernah tertarik untuk melakukan akuisisi NVIDIA? Padahal, AMD telah melakukan akuisisi ATI pada kala itu.
Hal ini terjadi sekitar awal 2000-an. Tahun ini merupakan sebuah era ketika komputasi personal baru mulai berkembang. Era itu adalah era berjayanya CPU, dimana AMD dan Intel bersaing ketat untuk menjual lebih banyak produk satu sama lain.
Cerita ini mencuat dari mantan karyawan AMD bernama Hemant Mohapatra. Dia bergabung dengan AMD ketika saham perusahaan diperdagangkan sekitar USD40 per lembar, dan menyaksikan AMD meraih kemenangan besar dengan peluncuran chip 64-bit yang unggul atas Intel, seperti dilansir dari laman Wccftech (10/7).
Namun, dia mengkritik AMD karena terlalu fokus pada desain dual-core murni, sementara Intel memanfaatkan kekuatan logistik dan pemasaran untuk menjual dua core yang dihubungkan sebagai prosesor dual-core.
Mohapatra menambahkan bahwa ketika AMD akhirnya merilis prosesor dual-core yang sebenarnya, sudah terlambat karena Intel telah mendominasi pasar. AMD mencoba mengejar ketinggalan dengan prosesor quad-core, tetapi Intel, dengan strategi pemasaran yang kuat, berhasil menarik minat konsumen dengan menjadi pemimpin di pasar.
Selama transisi dari dual-core ke quad-core, AMD mulai memperhatikan pasar GPU. Pada akhirnya, mereka mengakuisisi ATI pada tahun 2006 seharga USD5,4 miliar dan mengubahnya menjadi lini produk Radeon yang dikenal saat ini.
Keputusan AMD untuk mengakuisisi ATI tidak populer di kalangan insinyur di perusahaan tersebut. Mohapatra mengingat lelucon internal yang menyebut kesepakatan itu sebagai “AMD+ATI=DAMIT” dan merenung bahwa, mungkin, AMD seharusnya memilih NVIDIA. Meskipun CUDA NVIDIA ditujukan untuk pasar niche dan banyak pengembang lebih memilih OpenGL, AMD tetap mencoba mengakuisisi NVIDIA.
Mohapatra menghormati visi jangka panjang Jensen Huang, pendiri dan CEO NVIDIA, dan menekankan bahwa AMD juga mencoba mengakuisisi NVIDIA selama masa kepemimpinan Hector Ruiz, yang memimpin AMD dari 2002 hingga 2008 setelah mengambil alih dari pendiri AMD, Jerry Sanders.
Huang menolak penjualan kecuali dia menjadi CEO dari perusahaan gabungan tersebut, sesuai dengan strategi penggabungan perangkat keras dan perangkat lunak melalui arsitektur CUDA dan chip NVIDIA. AMD tidak menyetujui permintaan ini, yang menurut Mohapatra, mengubah jalur masa depan perusahaan.
Selama masa kerjanya di AMD, Mohapatra merasa bahwa perusahaan tidak pernah melihat NVIDIA sebagai pesaing sejajar dengan ARM atau Intel. Dia percaya bahwa ketekunan Huang dalam menghadapi tantangan adalah kunci dari posisi NVIDIA saat ini.