Sebuah perusahaan listrik milik negara Tiongkok mengeluarkan 80 miliar yuan (Rp180 triliun) untuk basis energi yang akan menghasilkan listrik dari sumber tenaga surya, angin, dan batu bara.
Sebuah perusahaan listrik milik negara Tiongkok mengeluarkan 80 miliar yuan (Rp180 triliun) untuk basis energi yang akan menghasilkan listrik dari sumber tenaga surya, angin, dan batu bara. China Three Gorges Renewables Group, anak perusahaan perusahaan pembangkit listrik tenaga air terbesar di Tiongkok, berencana membangun pembangkit listrik berkapasitas 16 gigawatt dan fasilitas penyimpanan lima gigawatt.
Dilansir dari Engadget (1/7) hal ini merupakan bagian dari tujuan Tiongkok untuk membangun proyek energi terbarukan senilai 455 gigawatt di gurun pasir pada tahun 2030. Pembangkit listrik ini sedang dibangun di Mongolia Dalam, yang akan menghasilkan 135 gigawatt dari total output yang direncanakan.
China Three Gorges Corporation berupaya mendiversifikasi sumber energinya karena pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga air yang besar semakin sulit dilakukan. Menurut Three Gorges, pembangkit listrik tenaga angin dan surya dari pembangkit listrik tersebut akan bergantung pada aksesibilitas jaringan listrik. Pembangkit listrik tenaga batu bara akan mulai beroperasi dalam tiga tahun.
Agak mengecewakan bahwa pembangkit listrik baru tersebut akan menggunakan elemen pembangkit listrik tenaga batu bara, meskipun hal ini tidak sepenuhnya mengejutkan mengingat sikap Tiongkok yang menentang komitmen energi terbarukan selama pembicaraan puncak iklim dengan negara-negara lain.
Sebagaimana dicatat oleh Bloomberg, Tiongkok telah berjuang untuk menyalurkan seluruh energi ramah lingkungannya ke dalam jaringan listrik. Perusahaan ini sering kali bergantung pada batu bara ketika sumber terbarukan seperti tenaga surya dan angin tidak tersedia.